KEGIATAN SOSIAL: PIA Garini Lanud Balikpapan menyerahkan bantuan secara simbolis kepada pengelola Panti Jompo Tresna Werdha Bhakti Abadi, Sepinggan Raya.

PIA Garini Lanud Balikpapan, para istri TNI Angkatan Udara mendatangi panti jompo, panti asuhan, dan dua keluarga yang membutuhkan di Kelurahan Sepinggan Raya dan Manggar.

Kunjungan ibu-ibu Lanud ini disambut hangat para penghuni. Seperti di panti jompo, para lansia menyambut dengan suka cita. Meski saat keluar kamar, tidak sedikit lansia yang harus dipapah karena sulit berjalan. Bahkan ada pula yang sudah tidak bisa melihat.

Kegiatan anjangsana tersebut dilakukan dalam rangka HUT ke-61 PIA Garini Lanud Balikpapan. Mariana Yani Ajid, ketua PIA Garini Lanud Balikpapan mengatakan, pada ulang tahun kali ini pihaknya fokus melakukan bakti sosial.

“Kami berperan serta dengan masyarakat yang membutuhkan. Ini juga bentuk introspeksi diri,” jelasnya.

Lokasi panti jompo yang mereka datangi, yakni Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Bhakti Abadi, Sepinggan Raya, Balikpapan Selatan.
“Kami datang ke sini memberi bantuan semampu kami, sesuai kebutuhan mereka. Sebelumnya kami sempat melakukan survei agar bantuan benar bermanfaat,” imbuh Mariana.

Sementara SA Rachman MH, pemilik panti jompo tersebut mengatakan, sebanyak 18 orangtua dengan usia mulai dari 60-90 tahun tinggal di pantai jompo yang dikelolanya. Para lansia ini biasanya juga mengikuti senam lansia pada pagi hari. Namun jika kurang sehat, mereka beristirahat di kamar dan menerima siraman rohani.

“Rata-rata dari mereka tidak memiliki keluarga. Ada juga yang diantarkan keluarganya, tapi setelah itu tidak dihiraukan. Bahkan ada yang sampai meninggal tidak dikunjungi,” jelas Rachman. Keadaan tersebut tentu membuat para lansia cukup merasa kesePIAn. Maka dari itu mereka diberi siraman rohani dan kegiatan lain.

Rachman menceritakan, biasanya jika ada lansia yang ditemukan pemerintah kota dalam keadaan telantar, panti ini pula yang menampungnya. Meski dititipkan, namun tidak ada bantuan dari pemerintah kota.

“Lansia telantar dititipkan sini, tapi tidak ada bantuan dari pemerintah. Dulu, terakhir 2012 memang ada bantuan dari pemerintah Rp 7 juta per tahun. Setelah itu sama sekali tidak ada bantuan. Selama ini kami berharap dari bantuan masyarakat,” akunya.

Sejumlah proposal sudah diajukan, namun belum ada bantuan dari pemerintah. Rata-rata panti memang tidak menerima bantuan. Pihaknya saat ini mengharapkan bantuan dari provinsi. Sebelumnya sempat ada bantuan per lansia Rp 1,5 juta untuk biaya operasional dan makan.

“Yang kami keluarkan Rp 15 juta lebih per bulan. Ini untuk membayar pekerja juga, beli air galon. Untuk minum penghuni panti, mereka perlu 10 galon tiap minggu. Kalau mandi pakai sumur bor. Gas untuk masak pun seminggu yang 12 kilogram,” tandasnya. (cha/vie/k1)

Sumber : Pro Balikpapan